Another Love
“Hari ini cuaca sangat cerah”
gumam Ai dalam hati sambil melangkahkan kakinya di sepanjang koridor sekolah.
Terlihat satu demi satu siswa SMA Housen mulai berdatangan. Hari ini adalah
hari pertama Ai sebagai siswa kelas XI.A. Kelas XI.A adalah kelas unggulan di
SMA Housen. Hanya orang-orang yang memiliki kemampuan lebih yang bisa masuk ke dalam
kelas itu. Selain itu, siswa-siswa di kelas itu juga memiliki kecantikan dan
ketampanan diatas rata-rata. Mungkin Ai adalah orang yang sangat beruntung bisa
masuk kedalam kelas itu.
Pelajaran pertama hari ini adalah
olahraga. Ai pun berlari menuju arah lokernya. Dan segera mengganti seragamnya
menjadi baju training.
Semua murid kelas XI.A sudah
berkumpul di lapangan basket dan mendengar arahan dari guru pelatih. Dan
selanjutnya semua murid pun bermain bola basket. Ai yang terbilang baru dikelas
ini memang belum mempunyai teman satupun. Jadi, dia putuskan untuk
melihat-lihat mereka saja. Dan tiba-tiba…
“Awassss….!!” teriak salah satu
murid.
Salah satu bola basket melayang
ke arah Ai dan menghantam kepalanya. Ai pun terjatuh.
“Kau baik-baik saja kan?” kata
Ryu dingin sambil mengulukan tangannya. Ai pun seketika terpesona dengan wajah
tampan Ryu. Ryu yang merupakan kapten basket di sekolah ini. Dia sangat
terkenal dan tampan, dia juga selalu bersikap dingin pada siapa pun.
Sejak kejadian itu, Ai pun mulai
kagum dengan Ryu. Tapi karena dia belum begitu mengenal Ryu lebih jauh.
Akhirnya ia putuskan untuk meminta bantuan dengan teman sebangkunya yang baru,
Shin. Shin adalah salah satu anggota tim basket di sekolah. Shin dulunya adalah
teman baik Ryu tapi seiring berjalannya waktu
hubungan mereka sudah tidak dekat lagi.
“Baiklah aku akan membantumu,
tapi ada satu syarat…” kata Shin
Shin bersedia membantu Ai tapi
dia memberikan persyaratan yaitu Ai harus bersedia melakukan apa pun yang dia
inginkan. Tanpa berpikir panjang Ai pun langsung menyetujuinya.
Keesokan harinya…
Shin menyuruh Ai untuk membawakan
tasnya masuk ke dalam kelas. Mau tidak mau Ai harus melakukannya, itu semua
demi Ryu. Shin pun kemudian menceritakan banyak sekali kisah tentang Ryu. Salah
satunya adalah kisah tentang mantan pacar Ryu yang bernama Misa yang meninggal
setahun yang lalu akibat kecelakaan. Padahal waktu itu mereka baru kencan
pertama.
Di hari selanjutnya…
Shin meminta Ai untuk menemaninya
bermain basket sepulang sekolah, padahal waktu itu Ai terlihat sangat lelah dan
ingin langsung pulang ke rumah. Ai pun terpaksa menemani Shin bermain basket. Shin
sangat pandai dalam melakukan shooting
dari jarak jauh. Tiap kali melakukan shooting,
pasti bolanya masuk. Shin juga mengajari Ai cara bermain basket dengan benar.
Mereka pun bermain basket sambil tertawa dan bercanda bersama. Saat waktu sudah
menunjukkan pukul 5 sore. Mereka pun berencana untuk pulang.
“Ayo kita pulang!” kata Shin
Ai diam saja. Kemudian Shin
membawa Ai ke parkiran dan memintanya untuk naik diatas motornya.
“Ayo naiklah. Biar kuantar kau
pulang, kau kan sudah menemaniku bermain basket hari ini” kata Shin. Ai pun
naik di motor Shin dan memeluknya.
Dalam sepanjang perjalanan
pulang, Ai merasakan sesuatu yang berbeda terhadap Shin. Ai merasa sangat
bingung dengan perasaannya saat itu.
Hari demi hari berlalu. Mereka
pun terlihat semakin dekat. Bahkan teman sekelas mereka, termasuk Ryu, mengira
kalau mereka sudah pacaran. Shin memang pernah menyuruh Ai untuk membawakan
makanan untuknya, padahal hal yang semacam itu hanya dilakukan untuk orang yang
sudah pacaran.
Dulu, Ai hanya menganggap Shin
sebagai teman saja tapi setiap kali dekat dengan Shin, muka Ai berubah menjadi
merah dan Ai menjadi salah tingkah. Ai merasa telah jatuh cinta dengan Shin dan
perlahan-lahan wajah Ryu mulai terhapus dalam ingatannya.
Keesokan
harinya. Ai menerima surat di lokernya. Sekilas di surat itu tidak mencantumkan
nama pengirimnya. Dan saat Ai membukanya, ternyata isinya adalah surat cinta. Perasaan
Ai campur aduk, dia pun bingung siapa yang mengirim surat ini.
“Apakah Shin?”
pikir Ai dalam hati. “Iya, ini pasti Shin” tambahnya.
Ai sangat
senang waktu itu karena ternyata Shin juga memiliki perasaan yang sama dengannya.
Tapi dia bingung kenapa Shin menyuruhnya untuk datang ke taman sepulang sekolah
nanti. Ai pun tak sabar menunggu waktu pulang.
Sepulang sekolah, Ai pun segera menuju
ke taman belakang sekolah. Terlihat ada seorang cowok yang sedang duduk di
kursi dekat pohon.
“Itu pasti Shin” gumam Ai dalam
hati
Saat Ai akan memanggil Shin, dia
pun berbalik dan Ai sangat terkejut melihat cowok itu bukanlah Shin melainkan
RYU!!
“R…R...RYU… Kenapa kau ada
disini? Jangan-jangan…”
“Iya, akulah yang mengirim surat
itu.” Kata Ryu. “Aku sudah tahu semua, Shin mengatakan padaku kalau kamu
menyukaiku. Benarkan?” tambah Ryu.
Ai sangat terkejut dan tidak bisa
berkata apa-apa. Ryu pun mengatakan bahwa dia ingin menjadi pacar Ai. Tapi tanpa
berpikir panjang Ai pun menolaknya karena Ai sudah tidak mempunyai perasaan
apa-apa lagi kepadanya. Ryu tampak sangat sedih, Ai juga tak kuasa melihat raut
wajah Ryu yang seperti itu. Ai pun meminta maaf kepada Ryu dan berlari
meninggalkannya menuju lapangan basket.
Ai melihat Shin sedang bermain
basket. Dan seperti biasa dia melakukan shooting
dari jarak jauh dan ternyata masuk! Dia memang terlihat sangat keren saat shooting bahkan lebih keren dibandingkan
dengan Ryu. Dan Ai sangat yakin Shin pasti memiliki perasaan yang sama
dengannya. Shin yang menyadari kehadiran Ai, datang menghampirinya.
“Kenapa kau melakukannya?” tanya
Ai membuka pembicaraan
“Apa maksudmu?”
“Kenapa kau memberitahu Ryu yang
sebenarnya?” “Apa kau tidak tahu kalau perasaanku saat ini sudah berubah” jawab
Ai dengan mata yang berkaca-kaca
“Be…berubah?”
“Apa kau tidak tahu, orang yang
kusukai saat ini?” lanjut Ai
Shin yang terlihat masih bingung.
Tiba-tiba langsung memeluk Ai.
“Apakah orang itu adalah…aku?”
tanya Shin sambil memeluk Ai dengan erat
“Lama sekali baru kau sadar”
jawab Ai.
“Ai, maafkan aku. Aku terlalu
bodoh untuk mengetahui perasaanku sendiri bahwa aku sangat menyayangimu” kata
Shin sambil mengelus rambut Ai.
Ai terdiam saja dan seketika
wajahnya berubah menjadi merah.
“Ai… Jadilah pacarku yang terakhir”
pinta Shin
Ai pun tersenyum menghadap Shin
sebagai tanda ia menerima Shin sebagai pacarnya. Shin berjanji akan menjaga dan melindungi Ai
selalu. Dan mulai hari itu, mereka pun menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan
dan keceriaan.