Senin, 07 November 2011

Cerpen

Another Love
“Hari ini cuaca sangat cerah” gumam Ai dalam hati sambil melangkahkan kakinya di sepanjang koridor sekolah. Terlihat satu demi satu siswa SMA Housen mulai berdatangan. Hari ini adalah hari pertama Ai sebagai siswa kelas XI.A. Kelas XI.A adalah kelas unggulan di SMA Housen. Hanya orang-orang yang memiliki kemampuan lebih yang bisa masuk ke dalam kelas itu. Selain itu, siswa-siswa di kelas itu juga memiliki kecantikan dan ketampanan diatas rata-rata. Mungkin Ai adalah orang yang sangat beruntung bisa masuk kedalam kelas itu.
Pelajaran pertama hari ini adalah olahraga. Ai pun berlari menuju arah lokernya. Dan segera mengganti seragamnya menjadi baju training.
Semua murid kelas XI.A sudah berkumpul di lapangan basket dan mendengar arahan dari guru pelatih. Dan selanjutnya semua murid pun bermain bola basket. Ai yang terbilang baru dikelas ini memang belum mempunyai teman satupun. Jadi, dia putuskan untuk melihat-lihat mereka saja. Dan tiba-tiba…
“Awassss….!!” teriak salah satu murid.
Salah satu bola basket melayang ke arah Ai dan menghantam kepalanya. Ai pun terjatuh.
“Kau baik-baik saja kan?” kata Ryu dingin sambil mengulukan tangannya. Ai pun seketika terpesona dengan wajah tampan Ryu. Ryu yang merupakan kapten basket di sekolah ini. Dia sangat terkenal dan tampan, dia juga selalu bersikap dingin pada siapa pun.
Sejak kejadian itu, Ai pun mulai kagum dengan Ryu. Tapi karena dia belum begitu mengenal Ryu lebih jauh. Akhirnya ia putuskan untuk meminta bantuan dengan teman sebangkunya yang baru, Shin. Shin adalah salah satu anggota tim basket di sekolah. Shin dulunya adalah teman baik Ryu tapi seiring berjalannya waktu  hubungan mereka sudah tidak dekat lagi.
“Baiklah aku akan membantumu, tapi ada satu syarat…” kata Shin
Shin bersedia membantu Ai tapi dia memberikan persyaratan yaitu Ai harus bersedia melakukan apa pun yang dia inginkan. Tanpa berpikir panjang Ai pun langsung menyetujuinya.
Keesokan harinya…
Shin menyuruh Ai untuk membawakan tasnya masuk ke dalam kelas. Mau tidak mau Ai harus melakukannya, itu semua demi Ryu. Shin pun kemudian menceritakan banyak sekali kisah tentang Ryu. Salah satunya adalah kisah tentang mantan pacar Ryu yang bernama Misa yang meninggal setahun yang lalu akibat kecelakaan. Padahal waktu itu mereka baru kencan pertama.
Di hari selanjutnya…
Shin meminta Ai untuk menemaninya bermain basket sepulang sekolah, padahal waktu itu Ai terlihat sangat lelah dan ingin langsung pulang ke rumah. Ai pun terpaksa menemani Shin bermain basket. Shin sangat pandai dalam melakukan shooting dari jarak jauh. Tiap kali melakukan shooting, pasti bolanya masuk. Shin juga mengajari Ai cara bermain basket dengan benar. Mereka pun bermain basket sambil tertawa dan bercanda bersama. Saat waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Mereka pun berencana untuk pulang.
“Ayo kita pulang!” kata Shin
Ai diam saja. Kemudian Shin membawa Ai ke parkiran dan memintanya untuk naik diatas motornya.
“Ayo naiklah. Biar kuantar kau pulang, kau kan sudah menemaniku bermain basket hari ini” kata Shin. Ai pun naik di motor Shin dan memeluknya.
Dalam sepanjang perjalanan pulang, Ai merasakan sesuatu yang berbeda terhadap Shin. Ai merasa sangat bingung dengan perasaannya saat itu.
Hari demi hari berlalu. Mereka pun terlihat semakin dekat. Bahkan teman sekelas mereka, termasuk Ryu, mengira kalau mereka sudah pacaran. Shin memang pernah menyuruh Ai untuk membawakan makanan untuknya, padahal hal yang semacam itu hanya dilakukan untuk orang yang sudah pacaran.
Dulu, Ai hanya menganggap Shin sebagai teman saja tapi setiap kali dekat dengan Shin, muka Ai berubah menjadi merah dan Ai menjadi salah tingkah. Ai merasa telah jatuh cinta dengan Shin dan perlahan-lahan wajah Ryu mulai terhapus dalam ingatannya.
Keesokan harinya. Ai menerima surat di lokernya. Sekilas di surat itu tidak mencantumkan nama pengirimnya. Dan saat Ai membukanya, ternyata isinya adalah surat cinta. Perasaan Ai campur aduk, dia pun bingung siapa yang mengirim surat ini.
“Apakah Shin?” pikir Ai dalam hati. “Iya, ini pasti Shin” tambahnya.
Ai sangat senang waktu itu karena ternyata Shin juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Tapi dia bingung kenapa Shin menyuruhnya untuk datang ke taman sepulang sekolah nanti. Ai pun tak sabar menunggu waktu pulang.
Sepulang sekolah, Ai pun segera menuju ke taman belakang sekolah. Terlihat ada seorang cowok yang sedang duduk di kursi dekat pohon.
“Itu pasti Shin” gumam Ai dalam hati
Saat Ai akan memanggil Shin, dia pun berbalik dan Ai sangat terkejut melihat cowok itu bukanlah Shin melainkan RYU!!
“R…R...RYU… Kenapa kau ada disini? Jangan-jangan…”
“Iya, akulah yang mengirim surat itu.” Kata Ryu. “Aku sudah tahu semua, Shin mengatakan padaku kalau kamu menyukaiku. Benarkan?” tambah Ryu.
Ai sangat terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa. Ryu pun mengatakan bahwa dia ingin menjadi pacar Ai. Tapi tanpa berpikir panjang Ai pun menolaknya karena Ai sudah tidak mempunyai perasaan apa-apa lagi kepadanya. Ryu tampak sangat sedih, Ai juga tak kuasa melihat raut wajah Ryu yang seperti itu. Ai pun meminta maaf kepada Ryu dan berlari meninggalkannya menuju lapangan basket.
Ai melihat Shin sedang bermain basket. Dan seperti biasa dia melakukan shooting dari jarak jauh dan ternyata masuk! Dia memang terlihat sangat keren saat shooting bahkan lebih keren dibandingkan dengan Ryu. Dan Ai sangat yakin Shin pasti memiliki perasaan yang sama dengannya. Shin yang menyadari kehadiran Ai, datang menghampirinya.
“Kenapa kau melakukannya?” tanya Ai membuka pembicaraan
“Apa maksudmu?”
“Kenapa kau memberitahu Ryu yang sebenarnya?” “Apa kau tidak tahu kalau perasaanku saat ini sudah berubah” jawab Ai dengan mata yang berkaca-kaca
“Be…berubah?”
“Apa kau tidak tahu, orang yang kusukai saat ini?” lanjut Ai
Shin yang terlihat masih bingung. Tiba-tiba langsung memeluk Ai.
“Apakah orang itu adalah…aku?” tanya Shin sambil memeluk Ai dengan erat
“Lama sekali baru kau sadar” jawab Ai.
“Ai, maafkan aku. Aku terlalu bodoh untuk mengetahui perasaanku sendiri bahwa aku sangat menyayangimu” kata Shin sambil mengelus rambut Ai.
Ai terdiam saja dan seketika wajahnya berubah menjadi merah.
“Ai… Jadilah pacarku yang terakhir” pinta Shin
Ai pun tersenyum menghadap Shin sebagai tanda ia menerima Shin sebagai pacarnya.  Shin berjanji akan menjaga dan melindungi Ai selalu. Dan mulai hari itu, mereka pun menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan dan keceriaan.
 
Baca Selengkapnya...